Singapura, BSSN.go.id – Wakil Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Komjen Pol. A. Rachmad Wibowo, S.I.K. menjadi salah satu pembicara dalam High-Level Panel Opening Plenary 3 pada Singapore International Cyber Week (SICW) 2024, dengan tema “A Vote of Confidence: Trust in The Digital Era” yang diselenggarakan di Sands Expo and Convention Centre, Singapura pada Selasa (15/10/2024). Pleno ini membahas pentingnya membangun dan menjaga kepercayaan di era digital, terutama terkait keamanan siber dan keberlanjutan demokrasi di tengah pesatnya perkembangan teknologi.
Dalam pidatonya, Wakil Kepala BSSN menyoroti bagaimana serangan siber, misinformasi, dan kebocoran data telah berdampak signifikan pada kepercayaan publik terhadap hasil pemilu di berbagai negara.
“Di seluruh dunia, kita telah menyaksikan bagaimana serangan siber, misinformasi, dan kebocoran data dapat merusak kepercayaan publik terhadap hasil pemilu. Indonesia telah menetapkan dalam Strategi Keamanan Siber Nasional yang mencakup perlindungan terhadap infrastruktur informasi vital, termasuk sistem pemilu,” tegasnya.
Lebih lanjut, Wakil Kepala BSSN menekankan tiga langkah penting dalam menjaga kepercayaan di era digital. Pertama, penguatan langkah-langkah keamanan siber harus menjadi prioritas utama. Ini mencakup penerapan teknologi pengamanan informasi yang andal pada setiap tahap pemrosesan data, baik saat data disimpan maupun ditransmisikan.
“Indonesia juga melakukan audit reguler terhadap sistem pemilu dan melibatkan pihak ketiga terpercaya untuk menguji keamanannya,” tambahnya.
Kedua, Wakil Kepala BSSN menyoroti pentingnya transparansi dalam proses pemilu. Disampaikannya bahwa pemilih harus dapat melihat dan mempercayai bahwa suara mereka dihitung dengan akurat dan hasil pemilu dapat diandalkan. Teknologi seperti blockchain, meskipun belum diadopsi di Indonesia, dapat menjadi salah satu opsi untuk meningkatkan transparansi dan memungkinkan pemantauan serta verifikasi independen.
Ketiga, tantangan besar lainnya adalah melawan misinformasi dan disinformasi, yang semakin merajalela di era digital.
“Informasi palsu dapat menyebar dengan sangat cepat melalui platform media sosial dan internet, merusak kepercayaan publik terhadap hasil pemilu. Kita perlu bekerja sama dengan platform teknologi untuk mengidentifikasi dan melawan penyebaran informasi yang menyesatkan,” kata Wakil Kepala BSSN.
Upaya untuk memperkuat kerja sama internasional juga menjadi fokus utama dalam menghadapi ancaman ini. Indonesia, melalui partisipasinya dalam forum-forum seperti SICW, menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat ekosistem digital yang aman dan terpercaya.
“ASEAN telah membahas keamanan siber di berbagai forum, berbagi praktik terbaik dan regulasi untuk memastikan keamanan digital di kawasan. Kepercayaan adalah kunci. Tanpa kepercayaan, proses demokrasi menjadi rapuh,” ungkapnya.
Teknologi baru, seperti blockchain, menawarkan solusi, namun harus diimbangi dengan langkah pengamanan yang tepat untuk melindungi proses demokrasi dari ancaman siber.
Partisipasi aktif Indonesia di SICW 2024 menunjukkan keseriusan dalam menjaga keamanan siber dan memastikan bahwa demokrasi yang transparan dan adil dapat terwujud di era digital. Wakil Kepala BSSN berharap kerja sama regional dan internasional yang lebih erat dapat menciptakan stabilitas dan keamanan yang lebih kuat di dunia siber.