Jakarta, BSSN.go.id – Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menyelenggarakan Simulasi Penanganan Insiden Siber Sektor Energi dan Sumber Daya Alam Tahun 2024 selama dua hari pada 23-24 Oktober 2024. Kegiatan tersebut diselenggarakan dalam rangka memberikan pengetahuan dan simulasi penanganan insiden siber sektor energi dan sumber daya alam, yang dibuka oleh Direktur Keamanan Siber dan Sandi Energi dan Sumber Daya Alam BSSN Sri Sutanto di Intercontinental Pondok Indah, Jakarta Selatan pada Rabu (23/10/2024).
Kegiatan yang digelar selama dua hari tersebut dihadiri oleh 48 peserta dari berbagai instansi dan perusahaan di sektor energi dan sumber daya alam.
Dalam sambutannya Sri Sutanto mengatakan bahwa berdasarkan hasil monitoring keamanan siber nasional BSSN dari bulan Januari sampai Agustus 2024 sebanyak 118.347.744 anomali trafik terjadi di tanah air, 59,61% diantaranya merupakan aktivitas malware. Maka dari itu upaya kolaborasi dan sinergi melakukan kesiapsiagaan terhadap insiden siber pada sektor energi dan sumber daya alam sangat diperlukan.
“Kegiatan simulasi penanganan insiden siber yang dilaksanakan selama dua hari ini menjadi langkah penting bagi kita semua dalam upaya membangun kemampuan penanganan insiden siber,” ujar Sutanto.
Selain itu Ia juga menambahkan, dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2022 tentang Pelindungan Infrastruktur Informasi Vital dan Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2023 tentang Strategi Keamanan Siber Nasional dan Manajemen Krisis Siber, sebagai penggugah kesadaran bersama tentang pentingnya melindungi Infrastruktur Informasi Vital (IIV) dari segala jenis gangguan serta mewujudkan kekuatan dan kapabilitas siber dalam rangka mencapai stabilitas keamanan siber nasional.
“Dengan kehadiran kedua regulasi tersebut diharapkan dapat menjadi pendorong bagi kita semua dalam melakukan sinergi dan kolaborasi membangun keamanan siber nasional, khususnya pada Sektor Energi dan Sumber Daya Alam,” tutur Sutanto.
Sebagai informasi, dalam kegiatan simulasi ini terdapat dua skenario insiden yang menjadi fokus latihan penanganan insiden bagi peserta, yaitu Advanced Persistent Threat (APT) dan Ransomware.
Setiap peserta yang mengikuti kegiatan ini diharapkan dapat memperhatikan dan memahami skenario yang diberikan serta bisa bekerja sama dengan baik untuk menyelesaikan skenario tersebut kemudian menjadikannya ruang perbaikan dalam mengevaluasi prosedur serta mendorong koordinasi dan praktik berbagi informasi dalam penanganan insiden siber.