Jakarta, BSSN.go.id – Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) selalu dibayangi risiko ancaman keamanan siber. Diperlukan upaya untuk mengantisipasi hal tersebut. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) merupakan salah satu instansi pemerintah yang sedang gencar melakukan transformasi digital proses kerja dan layanan masyarakat dengan memanfaatkan TIK.
Terkait dengan hal tersebut, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) berkolaborasi dengan Kementerian ATR/BPN membentuk tim tanggap insiden siber atau computer security incident response team (CSIRT) di lingkungan Kementerian ATR/BPN yang diresmikan di Hotel Tribrata Darmawangsa, Jakarta, Selasa (25/10/2022).
Kepala BSSN Hinsa Siburian yang hadir dalam kesempatan tersebut menyatakan mendukung dan mengapresiasi pembentukan Tim Tanggap Insiden Siber Kementerian ATR/BPN yang diberi nama ATR/BPN-CSIRT.
“Tim tanggap insiden siber harus mampu menjawab berbagai tantangan keamanan siber yang terus berkembang. Saya minta ATR/BPN-CSIRT dapat menyiapkan diri dengan terus melakukan peningkatan kapabilitas dan peningkatan kematangan tim tanggap insiden siber yang sudah terbentuk,” kata Hinsa.
Hinsa menyebut CSIRT bertanggung jawab untuk menerima, meninjau, dan menanggapi laporan dan aktivitas insiden keamanan siber. Hinsa juga menyebut salah satu proyek prioritas strategis yang diamanatkan oleh Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024 adalah pembentukan 131 CSIRT.
“Selain menjadi proyek prioritas strategis pemerintah yang memiliki tugas mengamankan ruang siber nasional, pembentukan CSIRT juga bertujuan untuk melindungi infrastruktur informasi vital (IIV) sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden 82 Tahun 2022 tentang Pelindungan IIV,” jelas Hinsa.
Hinsa mengapresiasi profil berbagai sistem elektronik yang dikelola oleh Kementerian ATR/BPN karena server-nya berada di wilayah Indonesia yang menandakan Kementerian ATR/BPN peduli dengan keamanan dan kedaulatan data.
“Terdapat kurang lebih 104 sistem elektronik yang dikelola oleh Kementerian ATR/BPN yang harus diamankan. Saya meyakini Kementerian ATR/BPN telah berupaya maksimal dalam melindungi berbagai sistem elektronik tersebut dari aktivitas berbahaya seperti DDOS, SQL Injection, dan malware dengan menerapkan firewall, network intrution detection system, serta berbagai skema pengamanan dari pihak ketiga seperti Google cloud platform. Saya sangat mengapresiasi langkah-langkah pengamanan tersebut,” ungkap Hinsa.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto menyatakan apresiasi dan terima kasih kepada Kepala BSSN, Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) ATR/BPN, serta berbagai pihak yang turut terlibat menyukseskan pembentukan hingga launching ATR/BPN-CSIRT tersebut.
“Terima kasih Pak Kepala BSSN atas kerja sama yang sangat baik ini. Saya juga mengingatkan Kapusdatin ATR/BPN agar benar-benar menjalankan tugas dengan baik dan mengikuti berbagai hal yang tadi disampaikan oleh Kepala BSSN, diantaranya harus mengembangkan kompetensi SDM dan mengikuti perkembangan teknologi,” ungkap Hadi Tjahjanto.
Hadi Tjahjanto meyakini sistem yang sudah dibangun berkolaborasi dengan BSSN dapat mereduksi berbagai ancaman siber dan mendukung pengamanan data serta informasi yang dimiliki oleh Kementerian ATR/BPN.