Jakarta, BSSN.go.id – Penunjukan Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, yang merupakan wadah pertemuan multilateral strategis melibatkan berbagai negara dipastikan akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi dunia di masa depan, merupakan kehormatan sekaligus kesempatan bagi Indonesia untuk menunjukkan kemampuan bangsa Indonesia mengawal penyelenggaraan diskusi pemulihan ekonomi global yang lebih cepat, kuat, dan berkelanjutan tersebut.
Berbagai pihak secara aktif berkontribusi mendukung kesuksesan penyelenggaraan KTT G20 yang direncanakan digelar di Bali pada November mendatang. Terkait dengan hal tersebut Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menyelenggarakan Forum Diskusi Pakar Pengelolaan Potensi Insiden Siber Penyelenggaraan KTT G20 Tahun 2022 di Hotel Aloft Jakarta, Kamis (30/6/2022).
Membuka kegiatan tersebut, Wakil Kepala BSSN Luki Hermawan menyatakan sebagai institusi pemerintah yang menjalankan tugas bidang keamanan siber, BSSN memiliki tanggung jawab mengawal keamanan pelaksanaan KTT G20 sebagaimana BSSN berupaya mengamankan segala sesuatu yang terkait transformasi digital baik dari sistem, aplikasi, infrastruktur maupun data pribadi milik masyarakat.
“Bisa dianalogikan KTT G20 itu seperti layaknya infrastruktur informasi vital (IIV). Gangguan terhadap IIV sebagaimana juga pada KTT G20 dapat menimbulkan dampak yang serius terhadap kepentingan umum, pelayanan publik, pertahanan dan keamanan, perekonomian nasional, dan lain sebagainya yang tentunya sangat berdampak terhadap citra dan reputasi negara dimata dunia internasional,” ujar Luki.
Dalam rangka mendukung kesuksesan penyelenggaraan KTT G20 serta mengantisipasi risiko keamanan siber perlu dilakukan berbagai langkah antisipasi terhadap serangan dan insiden siber.
“Perlu dilakukan berbagai langkah antisipasi terhadap serangan dan insiden siber yang melibatkan peran berbagai pemangku kepentingan terkait penyelenggaraan KTT G20,” ujar Luki.
Luki menyebut berbagai langkah tersebut mencakup aksi sebelum, pada saat, dan pasca kegiatan dan sebagai inisiasi awal adalah melalui penyelenggaraan Forum Diskusi Pakar Pengelolaan Potensi Insiden Siber Penyelenggaraan KTT G20 Tahun 2022,” kata Luki.
Luki berharap diskusi tersebut dapat membantu BSSN memetakan potensi dan ancaman siber serta menyusun kebijakan dan rencana aksi pengamanan pada saat penyelenggaraan KTT G20 di Bali November nanti.
Pakar yang hadir dalam kesempatan tersebut diantaranya pengamat intelijen, penegakan hukum, serta keamanan informasi Royke Tobing dengan materi “Landscape Ancaman dan Serangan Siber dalam Penyelenggaraan G20 Tahun 2022.” Hadir pula pakar pertahanan dan keamanan siber Gildas Deograt Lumy dengan materi “Tata Kelola Keamanan Siber dalam Penyelenggaraan G20 Tahun 2022,” dan akademisi yang juga Ketua Pandi Yudho Giri Sucahyo dengan materi “Konsep Penanganan Serangan Siber dalam Penyelenggaraan G20 Tahun 2022.”