Jakarta, BSSN.go.id – Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Perekonomian Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Markos menghadiri acara Peresmian Indonesian Aviation Sector Computer Security Incident Response Team (IAS-CSIRT) Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) di Jakarta, Selasa (29/11/2022).
“Saat ini pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi berbasis internet sudah seperti suatu keharusan diterapkan di berbagai bidang kehidupan, termasuk sektor penerbangan,” ungkap Markos dalam kesempatan tersebut.
Markos menyebut kini berbagai lini bisnis sektor penerbangan, seperti operasional penerbangan, ground service, communication-navigation and surveillance, infrastruktur bandara, manajemen lalu lintas udara, hingga pasokan (supply chain) telah menggunakan dan bahkan bisa dikatakan bergantung pada teknologi siber.
“IAS-CSIRT diharapkan dapat mengantisipasi kerentanan dan peluang sistem untuk dieksploitasi oleh aktor jahat sehingga risiko amcaman insiden siber di sektor penerbangan dapat ditangkal. Sehingga saya sangat mengapresiasi eksistensi tim tanggap insiden siber ini,” kata Markos.
Markos mengaku bangga dengan pembentukan IAS-CSIRT sebagai yang pertama di Indonesia pasca diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2022 tentang Pelindungan Infrastruktur Informasi Vital (IIV).
“Pembentukan CSIRT merupakan prioritas bagi sektor IIV lantaran mengelola berbagai aset informasi strategis yang berkaitan tidak hanya dengan kelangsungan hidup masyarakat namun juga menyangkut stabilitas dan kedaulatan nasional,” kata Markos.
Markos kemudian menjelaskan CSIRT juga secara proaktif melakukan publikasi informasi kerawanan, keamanan, dan tren teknologi. Agar CSIRT siap menghadapi berbagai eskalasi tantangan yang ada anggota CSIRT juga harus melakukan peningkatan kualitas berupa mengikuti cyber drill, pelatihan, dan workshop.
“CSIRT bertanggung jawab untuk menerima, meninjau, dan menanggapi laporan dan aktivitas insiden siber dengan fungsi memberikan layanan reaktif dengan cara melaksanakan koordinasi insiden, triase insiden, dan resolusi insiden,” kata Markos.
Markos berharap IAS-CSIRT dapat berkolaborasi, bersinergi, dan berbagi informasi dengan berbagai stakeholder dan konstituen keamanan siber lain di indonesia, terutama dalam melakukan penanggulangan dan pemulihan insiden siber.
Saya berharapan sektor lain juga dapat segera mengikuti membentukan CSIRT mengikuti IAS-CSIRT. Terlebih kini tata kelola keamanan informasi sudah diamanatkan oleh Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik,” ungkap Markos.
Direktur Keamanan Penerbangan Kemenhub F. Budi Prayitno menyatakan kejahatan siber mengakibatkan banyak kerugian di berbagai sektor. Pencegahan dan penanganan kejahatan siber menjadi tantangan tersendiri bagi berbagai pihak termasuk bagi penyelenggara layanan sektor penerbangan.
“Efektifitas pencegahan dan penanganan kejahatan siber membutuhkan kolaborasi berbagai pemangku kepentingan keamanan siber yang telah memiliki CSIRT,” kata Budi.
Budi berharap berbagai pemangku kepentingan keamanan siber yang telah memiliki CSIRT dapat terus berkomunikasi dan berkoordinasi dalam mengantisipasi insiden siber dimasa yang akan datang.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada BSSN yang telah membantu dari sejak asistensi hingga terbentuknya IAS-CSIRT,” kata Markos.