Depok, BSSN.go.id – Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menggelar Focus Group Discussion Kajian Kebijakan Nasional Kriptografi Indonesia Tahun 2022 di Ballroom Hotel Margo, Depok, Jawa Barat, Rabu (21/9/2022).
Koordinator Kelompok Perundang-Undangan pada Direktorat Strategi Keamanan Siber dan Sandi BSSN Ferry Indrawan membuka kegiatan tersebut. Ferry menyebut kriptografi sebagai teknik atau metode pelindungan data/informasi selain digunakan dalam pengamanan sistem elektronik juga memiliki potensi lain.
“Bahkan dalam lingkup yang luas kriptografi menjadi inti dari keamanan siber. Kriptografi sesungguhnya tidak hanya relevan dalam konteks pertahanan dan keamanan negara saja melainkan seharusnya juga dilihat dari aspek ke-ekonomian dalam bentuk potensi industri perdagangan lokal dan internasional,” ujar Ferry.
Ferry menyebut implementasi kriptografi tidak hanya terbatas pada perangkat keras elektronik yang melekat pada chip dalam bentuk microcode ataupun firmware, melainkan juga dapat berbentuk algoritma dan perangkat lunak. Potensi tersebut harus dapat dimanfaatkan bersama-sama dalam visi pengembangan algoritma dan perangkat lunak kriptografi secara mandiri.
“Untuk menghasilkan diskusi yang produktif, kita perlu memiliki kesamaan persepsi tentang kriptografi yang merupakan objek dari pengaturan. Dalam konteks yang lebih luas, yaitu keamanan siber, kriptografi merupakan dasar atau inti yang sifatnya embedded dalam operasional dan keamanan sistem elektronik,” kata Ferry.
Ferry berharap melalui kegiatan tersebut diperoleh tanggapan dan masukan dari narasumber maupun peserta mengenai kebijakan kriptografi nasional yang sedang dirumuskan oleh BSSN.
“Saya berharap berbagai permasalahan maupun yang berpotensi menjadi masalah bagi pemangku kepentingan kebijakan kriptografi nasional ini dapat kita petakan sebagai bekal kita dalam mewujudkan kebijakan kriptografi nasional,” ujar Ferry.
Kegiatan selanjutnya adalah paparan dari narasumber berlatar belakang akademisi Adjunct Assistant Professor, School of Physical and Mathematica Sciences, Nanyang Technological University Martianus Frederic Ezerman, Lektor Kepala Institut Teknologi Bandung Dr. Eng. Ir. Sarwono Sutikno, dan Lektor Kepala Institut Teknologi Bandung Dr. Ir. Rinaldi Munir, M.T.
Narasumber dari perwakilan pelaku usaha yang hadir dalam kesematan tersebut adalah Ecosystem Lead, Fuction X Indra Winarta, X Labs Indonesia Pundi, Head of Security PT. PrivyID Ruslan Haris, Chief Marketing Officer PT. Sandiguna Widya Proteksi Tommy, Chief Operationg Officer PT. Enigma Cipta Humanika Roy Kumowal, dan Chief Technology Officer PT. Digital Tanda Tangan Asli Muhammad Faizal selaku observer.
Acara tersebut dihadiri oleh 42 orang yang terdiri dari narasumber dan peserta dari Tim Penyusun Kajian Kebijakan Nasional Kriptografi Indonesia.