Bandung, BSSN.go.id – Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) turut berbagi motivasi sekaligus update isu keamanan siber terkini bagi perempuan Indonesia dalam kegiatan seminar “Women in Tech: Tech for Her, Tech with Her, Tech by Her” inisiasi Huawei Indonesia dan Telkom University yang digelar di Telkom University Convention Hall, Bandung pada Jumat, 23 September 2022 (23/09/2022).
Koordinator Kelompok Kebijakan Standarisasi dan Pemantauan SDM Keamanan Siber dan Sandi Negara, BSSN Asri Setyowati yang turut menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut menyatakan saat ini terdapat peluang besar bagi para perempuan untuk terjun ke bidang teknologi informasi dan komunikasi terkhusus keamanan siber.
“Menurut Cybersecurity Ventures, pada 2021 telah terbuka 3,5 juta pekerjaan baru di bidang keamanan siber, naik 3,5 kali lipat dari 1 juta posisi baru secara global hanya dalam kurun 8 tahun sejak 2013,” ungkap Asri.
Asri menyebut hal tersebut merupakan kesempatan emas untuk menegakkan kesetaraan gender serta meningkatkan kontribusi perempuan terhadap ekonomi digital melalui peningkatan kompetensi dan kemampuan perempuan di ranah siber selain penguasaan teknis operasional dan profesional di bidang siber,” ujar Asri.
“Bersama berbagai pemangku kepentingan keamanan siber nasional, BSSN telah menginisiasi gerakan Indonesian Women in Cybersecurity untuk mendorong kesetaraan gender di sektor teknologi, memperkuat kemandirian perempuan serta membuka kesempatan dan peluang bagi perempuan untuk menjadi aktor utama dalam revolusi teknologi,” ungkap Asri.
Rektor Telkom University Prof. Adiwijaya berharap kegiatan tersebut dapat menjadi wahana bagi mahasiswa Telkom University untuk mendapatkan inspirasi yang nantinya dapat menjadi motivasi tambahan dalam berperan aktif dalam pengembangan teknologi di masa depan.
“Diharapkan kolaborasi ini tidak hanya memberikan manfaat bagi Telkom University dan Huawei, tapi juga bangsa Indonesia. Semoga apa yang disampaikan melalui kegiatan hari ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua,” ungkap Adiwijaya.
Deputi Bidang Kesetaraan Gender, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Lenny N. Rosalin menyebut kolaborasi multi-stakeholder dalam mewujudkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, isu sentral yang diusung dalam Presidensi Indonesia pada G20 Ministerial Conference on Women’s Empowerment, yakni “care economy” pasca-pandemi, menutup kesenjangan gender digital, dan kewirausahaan perempuan sangatlah penting untuk segera direspon.
“Harapannya perempuan Indonesia dapat berkontribusi lebih besar dan aktif dalam penguatan ekonomi digital sekaligus mewujudkan kesetaraan gender digital. Saya berharap inisiatif ini menginspirasi gerakan yang lebih masif dan melibatkan segenap pemangku kepentingan,” kata Lenny.
Lenny menyebut saat ini menurut data pemerintah, perempuan turut berperan menopang ekonomi Indonesia melalui kewirausahaan. Lebih dari 50 persen pemilik kewirausahaan adalah perempuan. Sektor usaha mikro, kecil, dan menengah yang merupakan bagian dari kewirausahaan saat ini berkontribusi hingga 60 persen bagi produk domestik bruto Indonesia.
Director of Government Affairs, Huawei Indonesia Yenty Joman dalam kesempatan tersebut menyatakan di era digital wanita merupakan fondasi kelahiran dan perkembang industri berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
“Peningkatan partisipasi dan pemberdayaan perempuan akan membuka berbagai peluang baru kemajuan teknologi dan bisnis,” ungkap Yenty Joman.
Kegiatan tersebut juga merupakan bagian dari perayaan Dies Natalies Telkom University yang ke-32. Dalam kesempatan tersebut Huawei menerima penghargaan dari Telkom University sebagai Best Collaboration Partner of the Year dalam ajang Tel-U Award 2022 yang dinilai telah berperan aktif dalam mengembangkan ekosistem TIK lokal.