Web Programming
 
Jakarta, BSSN.go.id – Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengerahkan satuan tugasnya untuk mengamankan dua agenda penting yang berlokasi di Jakarta pada awal September 2024 ini. Pertama adalah kunjungan Pemimpin Gereja Katolik Dunia, Paus Fransiskus pada 3-6 September. Kedua, agenda Indonesia Sustainability Forum (ISF) pada 5-6 September 2024.
Kepala BSSN Hinsa Siburian mengatakan instansinya telah menyiapkan Satuan Tugas (Satgas) Pengamanan Siber dan Sandi untuk mengamankan kedua agenda penting tersebut. Seluruh personil gabungan dari Direktorat Operasi Keamanan Siber, Direktorat Pengendalian Informasi, Direktorat Operasi Keamanan Sandi, dan Komunikasi Publik, itu akan disebar di sejumlah titik di Jakarta.
“Untuk Satgas Pengamanan Siber dan Sandi BSSN yang dikerahkan pada dua agenda penting merupakan gabungan dari Direktorat Operasi Keamanan Siber, Direktorat Pengendalian Informasi, Direktorat Operasi Keamanan Sandi, dan Komunikasi Publik. Seluruhnya akan disebar di sejumlah titik yang menjadi lokasi penyelenggaraan kedua kegiatan tersebut,” kata Hinsa usai menggelar rapat koordinasi pengamanan kunjungan Paus Fransiskus dan ISF di Kantor BSSN, Jakarta, Selasa (3/9/2024).
Wakil Kepala Staf Angkatan Darat Tahun 2017, itu mengatakan pengamanan siber dan sandi diantaranya monitoring, identifikasi, proteksi, deteksi, penanggulangan dan pemulihan ke seluruh infrastruktur dan aset yang digunakan pada dua agenda tersebut. BSSN juga akan melakukan monitoring dan analisis media sosial dan media online terkait isu-isu keamanan siber yang bersifat sosial, serta melakukan kontra atau penguatan narasi selama pelaksanaan kedua agenda itu di Jakarta.
“Satgas Pengamanan Siber dan Sandi BSSN juga akan melakukan kontra penginderaan, pengamanan dan pemetaan sinyal, serta gelar jaring komunikasi yang aman untuk suksesnya kedua acara tersebut,” ujar Hinsa.
Lebih lanjut, peraih Adhi Makayasa sekaligus Tri Sakti Wiratama Akademi Militer 1986, itu mengungkap satgas siber dan sandi yang dikerahkan BSSN akan berkolaborasi dengan stakeholder terkait untuk mengamankan kegiatan tersebut dari potensi-potensi serangan siber bersifat teknis. Seperti Web Defacement, Malware Stealer dan Ransomware, Cyber Threat Base Artificial Intelligent, Internet of Things Attack, Phising, dan Distributed Denial of Service.
“Kami tidak sendiri, untuk operasi pengamanan Kunjungan Paus Fransiskus dan ISF 2024 ini akan berkolaborasi dengan instansi-instansi terkait agar kedua kegiatan tersebut berjalan aman, lancar dan sukses,” jelas Hinsa.
Hinsa menuturkan, pengamanan siber dan sandi yang dilakukan oleh BSSN juga dilakukan untuk mencegah potensi-potensi cyber attack yang bersifat sosial. Yaitu, dengan menyerang siber persona melalui lapisan jaringan logika dengan menggunakan informasi yang telah direkayasa untuk mempengaruhi ide, pilihan, pendapat, emosi, tingkah laku, opini dan motivasi, yang dapat merubah cara berpikir, sistem kepercayaan, dan perilaku manusia.
“BSSN juga akan melakukan pengamanan pada transmisi komunikasi dari berbagai potensi ancaman. Seperti pencurian informasi melalui transmitter gelombang radio, pencurian informasi melalui spy cam di tempat kegiatan, pencurian informasi melalui BTS dan router, ancaman keamanan parimeter fisik dari detonator dari seluler, dan ancaman keamanan parimeter fisik dari drone,” pungkas Hinsa.
 
Kembali ke Artikel