Jakarta, BSSN.go.id – Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2021 tentang Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), mengamanatkan BSSN untuk melaksanakan tugas pemerintahan di bidang keamanan siber dan sandi untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan. BSSN memiliki peran penting dalam mengoordinasikan dan mengawasi upaya peningkatan budaya keamanan siber di Indonesia.
Untuk memenuhi upaya tersebut, Direktorat Operasi Keamanan dan Pengendalian Informasi BSSN menyelenggarakan kegiatan Gerakan Literasi Keamanan Siber (GELITIKS) kepada 12 sekolah yang mewakili wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) dengan peserta sebanyak 1000 orang siswa secara daring pada Selasa (22/10/2024).
Kegiatan dibuka oleh Ketua Tim Peningkatan Budaya Keamanan Informasi pada Direktorat Operasi Keamanan dan Pengendalian Informasi BSSN Eri Supriyatno. Eri menyampaikan bahwa digital native sangat akrab dengan teknologi. Hampir di setiap aktivitas seperti belajar, komunikasi dan sosialisasi menggunakan teknologi dan secara online. Ia juga mengingatkan adanya kemajuan teknologi juga meningkatnya ancaman siber.
“Dibalik semua kemudahan teknologi tersebut, ada berbagai resiko keamanan yang perlu kita waspadai dan kita pahami bersama,” ungkap Eri.
Ancaman siber seperti kebocoran data pribadi, penipuan online, hingga ancaman cyberbullying merupakan contoh-contoh yang ditemui ketika beraktivitas di ruang siber. Terkait dengan ancaman tersebut, BSSN selaku lembaga pemerintahan yang bertugas di bidang keamanan siber menyelenggarakan kegiatan GELITIKS dalam rangka meningkatkan kesadaran keamanan siber bagi siswa SMA/SMK.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan kritis siswa SMA dalam mencari, memilih, menilai, menganalisis, dan mengevaluasi informasi. Selain itu, mereka juga diharapkan memahami pentingnya keamanan informasi dan siber dalam menggunakan internet dan media sosial.
Saat kegiatan tersebut dilangsungkan, peserta mendapatkan pencerahan terkait keamanan siber, antara lain tugas dan fungsi BSSN, ancaman serangan siber teknis dan sosial, etika berinternet, penggunaan media sosial, serta tindak lanjut jika sudah terkena kejahatan siber.
Materi disampaikan oleh Narasumber BSSN Naufal Madega Pratama, dengan tema “Peran Generasi Z dalam Membentuk Budaya Kesadaran Keamanan Siber”. Madega pun memaparkan beberapa ancaman siber sosial seperti oversharing, hoaks, scam, judi online serta deepfake yang sangat marak pada saat ini.
Setelah pemaparan dari narasumber, BSSN juga mengajak siswa SMA dan sederajat yang juga berpartisipasi dalam kegiatan GELITIKS, untuk ikut serta dalam sayembara BESTI Contributor. BESTI Contributor merupakan sayembara penulisan buletin digital BESTI. Melalui kegiatan ini, diharapkan selain dapat mengenali, siswa juga diharapkan dapat memberikan tips praktis dalam mencegah dan menanggulangi berbagai macam ancaman siber yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai penutup kegiatan GELITIKS, peserta dikenalkan dengan Survey Kesadaran Keamanan Siber (SKKS). SKKS merupakan salah satu layanan Direktorat Operasi Keamanan dan Pengendalian Informasi untuk menilai kesadaran keamanan siber secara mandiri. Para siswa peserta GELITIKS juga diarahkan untuk mengisi SKKS agar memperoleh sertifikat serta mengetahui nilai kesadaran keamanan siber individu.