Jakarta, BSSN.go.id – Pemerintah berkomitmen menjamin keamanan dan kelancaran penyelenggaraan perhelatan internasional Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 15-16 November 2022.
Sebagai Penanggung Jawab Bidang Pengamanan bagian dari Panitia Nasional Penyelenggara Presidensi G20 Indonesia Tahun 2022, yang diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 3 Tahun 2022, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menyatakan sekitar 18.000 personel akan terlibat dalam pengamanan KTT G20.
Andika menyebut jumlah personel TNI yang diturunkan dalam pengamanan KTT G20 mencapai 14.000 orang, dari Kepolisian RI berjumlah 3.200 orang dan sisanya berasal dari gabungan berbagai institusi lain.
Andika Perkasa menyebut Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menjadi lead sector pengamanan ruang siber dalam KTT G20.
“Kami bekerja sama dengan BSSN terkait keamanan siber, BSSN dalam hal ini menjadi lead sector. Nantinya TNI juga akan mengerahkan unsur-unsur yang membidangi dunia siber misalnya Satuan Siber TNI dan Badan Intelijen Strategis TNI. Intinya kami ikut apa yang sudah diatur BSSN,” ujar Andika.
Juru Bicara BSSN Ariandi Putra mengatakan BSSN melakukan sejumlah upaya pengamanan, tidak saja pada saat hari pelaksanaan KTT G20, tetapi juga sebelum, dan sesudah acara berlangsung.
“BSSN sudah melakukan pengamanan siber dalam rangka KTT G20 ini sejak Juli 2022 lalu,” kata Ariandi pada Kamis (27/10/2022).
Ariandi menyebut BSSN telah mengidentifikasi berbagai potensi ancaman siber yang terjadi di Indonesia, antara lain spear phishing, malicious document atau virus yang ditempelkan pada dokumen, hijacking, fake wifi hingga operasi malware.
“Sebagai leading sector keamanan siber di KTT G20, BSSN bertugas mengolaborasikan beberapa rencana pengamanan siber dengan stakeholder terkait, seperti TNI, Polri, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kemenkominfo, Kementerian Kesehatan, Sekretariat Kabinet, dan sejumlah pihak lainnya,” ujar Ariandi.
Ariandi menyebut sebelum acara, BSSN telah melakukan audit sistem manajemen informasi, pengukuran tingkat keamanan siber, serta memonitor anomali traffic dan potensi ancaman siber.
“Pada saat acara, BSSN akan melakukan monitoring anomali traffic, pemantauan informasi insiden, pengamanan sinyal dan kontra penginderaan, serta melakukan digital forensik,” ungkap Ariandi.
Ariandi menyebut setelah acara BSSN akan mengidentifikasi celah keamanan siber dan potensi ancaman pengungkapan data serta melakukan digital forensik dan insiden respons. Berbagai tersebut dilakukan agar penyelenggaraan KTT G20 bisa terlaksana dengan baik.