Yogyakarta, BSSN.go.id – Dalam era digital yang semakin maju, keamanan siber menjadi salah satu isu utama yang bisa mempengaruhi individu, organisasi, bahkan negara. Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) bekerja sama dengan Swiss German University (SGU) dan Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta mengadakan seminar dan workshop keamanan siber dengan tema Enhancing Incident Response Readiness & Collaborative Strategies. Acara yang digelar secara hybrid itu dibuka langsung dari Auditorium FTI UII Yogyakarta, Rabu (28/8/2024).
Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Pemerintahan dan Pembangunan Manusia BSSN Dr. Sulistyo, S.Si., S.T., M.Si sebagai keynote speaker pada acara itu menyampaikan bahwa lanskap digital terus berkembang, kondisi tersebut membawa peluang namun sekaligus tantangan. Serangan siber bukan lagi sekedar ancaman, melainkan kenyataan yang harus dihadapi bersama.
“Insiden keamanan siber sudah kerap terjadi baik berupa pelanggaran data yang mengungkap data pribadi, serangan ransomware yang mengganggu layanan publik, atau kampanye phishing yang berujung pada compromised-nya suatu sistem elektronik yang dampaknya lebih tinggi dari sebelumnya,” ucap Deputi Sulistyo.
Sementara itu Staf Ahli Gubernur Bidang Hukum, Pemerintahan, dan Politik Provinsi DIY Dr. Sukamto, S.H., M.H. mewakili Sekretaris Daerah Provinsi DIY menyampaikan saat ini keamanan siber sudah menjadi isu krusial yang apabila diabaikan akan memberikan dampak yang bisa merugikan. Pemprov DIY pun sangat concern dengan keamanan siber itu.
“Pemerintah DIY sangat mendukung penguatan keamanan siber. Kolaborasi antara BSSN, SGU dan UII ini adalah contoh nyata dalam membangun keamanan siber,” ucapnya.
Sedangkan Rektor UII Prof. Fathul Wahid, ST., M.Sc., Ph.D menyampaikan pada kasus insiden siber, jika belum terkena serangan biasanya kurang diperhatikan. Andaipun telah menjadi korban serangan, dan terlambat memberi tahu, dampaknya akan menyulitkan pada saat mitigasinya.
Pada kesempatan itu, pejabat publik, pakar dan praktisi yang hadir menjadi narasumber antara lain Prof. Dr. Eko Indrajit, Andri Setiawan, Ph.D., Yudhistira Nugroho, D.Phil., Hendri Sasmita Yudha, M.H., Agus Prasetyo, S.kom., M.M., Andi Yusuf, M.T., Dr. Roy Rudolf Huizen, Dr. Charles Lim, dan FX. Bayu Anggoro.
Seminar yang dikemas dengan format diskusi panel kali ini memberikan topik yang sedang tren antara lain pada sesi pertama membahas Personal Data Protection Policy, Cyber Threat Landscape and Mitigation, AI-Based Voice Spoofing for Access Breach: Challenges of System Security and Solutions, serta Cyber Security Program UII.
Pada sesi kedua dibahas Building Collaboration Towards Sustainable Cybersecurity Enhancement, Managing CSIRT and Collaborative Action, Strategy Program for Collaboration CSIRT, serta diakhiri Sharing Stakeholder (CSIRT dan Forkomsanda).
Workshop
Rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan workshop, dimana pada kesempatan pertama menghadirkan Tim BSSN yang fokus pada peningkatan pemahaman tentang pembentukan Tim Tanggap Insiden Siber (urgency CSIRT) dan Tim SGU yang membahas honeypot and Security Operating Center (SOC).
Lebih dari 100 peserta hadir on site yang didominasi oleh penanggung jawab atau pengelola IT dari beberapa instansi dan universitas di wilayah Yogyakarta, mahasiswa UII, serta praktisi keamanan informasi. Sedangkan ratusan yang mengikuti online hadir dari instansi pusat, pemda, universitas, rumah sakit, praktisi dan mahasiswa.
BSSN berharap seminar dan workshop ini dapat menjadi wadah untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan strategi dalam menghadapi ancaman siber. Deputi Sulistyo mengajak seluruh peserta agar manfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya untuk berdiskusi dan berkolaborasi demi meningkatkan keamanan siber.