Peringatan Keamanan
Jakarta, BSSN.go.id – Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) yang diwakili oleh Direktur Operasi Keamanan dan Pengendalian Informasi Satryo Suryantoro menghadiri acara Invitation to the Launch Event yang bertema UNODC Scams, Deepfake and Non- Consensual Images Dissemination in Indonesia di Kantor UNODC Jakarta pada Kamis (30/01/2025).

Tujuan diadakan acara ini yaitu untuk menyoroti pengalaman penelitian dan intelijen Indonesia tentang asal-usul dan pola distribusi Non-Consensual Images Dissemination in Indonesia (NCII) di dunia maya.

Perkembangan dan kemajuan manipulasi wajah digital kini telah menjadi sorotan di antara tren kejahatan dunia maya. Penyalahgunaan Artificial Intelligence (AI) generatif yang memperkuat penyebaran kekerasan berbasis gender yang difasilitasi teknologi yang memungkinkan terciptanya manipulasi konten visual atau audio yang meyakinkan.

BSSN dan Indonesian Women in Cyber Security (IWCS) telah menyusun sebuah makalah kebijakan untuk mengatasi ancaman technology-facilitated gender-based violence (TFGBV) dan NCII yang terus meningkat di Indonesia melalui penyalahgunaan gambar intim tanpa persetujuan.

Temuan penelitian akan digunakan untuk memahami akar penyebab penyebaran konten TFGBV dan NCII, sehingga memungkinkan perumusan rekomendasi yang tepat sasaran bagi lembaga penegak hukum, jaksa, penyedia layanan, dan pembuat kebijakan.

Dalam sambutannya Direktur Satryo Suryantoro menyampaikan bahwa BSSN merupakan lembaga pemerintah yang bertanggung jawab untuk memastikan keamanan siber di Indonesia.

“BSSN akan tetap berkomitmen untuk mengatasi masalah ini melalui sinergi multisektoral, memajukan penelitian terkait untuk memberikan solusi pencegahan yang efektif, melakukan pemantauan secara berkala di dunia maya, dan mengedukasi masyarakat tentang konten intim non-consensual,” ujar Satryo.
Satryo juga menyampaikan harapan agar upaya yang kita lakukan bersama dapat membantu mengurangi angka kejahatan dan membendung penyebaran konten negatif di internet yang mengancam norma sosial.

Hadir dalam acara ini yaitu Erik van der Veen dari UNODC, Ciput Eka Purwianti (Kemen PPA) Fenty Simanjuntak (IWCS). Sebagai pemapar materi yaitu Nurul Sugiarti dan Kirana Larasati (BSSN), menjelaskan hasil analisis temuan kasus dalam penyalahgunaan deepfake AI serta NCII yang ditemukan di Indonesia. Prabaswari (BSSN) yang menyampaikan penanganan ancaman deepfake untuk melindungi dan membangun keamanan masa depan digital di Indonesia. Seong Jae Shin (UNODC)  memaparkan studi kasus mengenai Deepfake dan AI TGBV di Kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur, serta Daniela Dora Eilberg yang menyampaikan rekomendasi terkait pencegahan kejahatan siber dan investigasi kasus TFGBV serta pemanfaatan AI.
 
Biro Hukum dan Komunikasi Publik
Kembali ke Artikel