Web Programming
Depok, BSSN.go.id – Keamanan siber merupakan faktor pendukung inovasi, pertumbuhan industri dan pengembangan jasa konstruksi. Tantangan dan peluang di ruang siber akan terus berkembang, diperlukan kolaborasi dan inovasi intensif dari setiap elemen yang terlibat.

Hal tersebut disampaikan Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Perekonomian Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Markos dalam Rapat Koordinasi Keamanan Siber Sektor Industri dan Jasa Konstruksi yang digelar BSSN di Depok, Jawa Barat pada Selasa (20/9/2022).

“Pada tahun 2021, BSSN telah mendeteksi 1,637 miliar anomali trafik yang didominasi malware, exploit, dan information leakage. Sebagian anomali trafik tersebut merupakan percobaan serangan yang gagal, ada juga yang berhasil namun tidak mengambil alih aset,” ujar Markos.

Meningkatnya kegiatan yang dilakukan secara online dalam masa pandemi Covid-19, sambung Markos, dimanfaatkan oleh pelaku serangan siber untuk melancarkan serangan yang menjadi tren dalam masa pandemi ini, antara lain peretasan.

“Terkadang sistem elektronik yang teretas digunakan untuk menjalankan serangan siber lainnya. Peretasan juga bisa diikuti dengan permintaan tebusan serta aktivitas pencurian informasi. Tentunya kita harus benar-benar mewaspadai tren serangan ini, jika diabaikan dapat menimbulkan kerugian bahkan dapat mengganggu stabilitas sistem dan organisasi,” ungkap Markos.

Markos menyebut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik mengamanatkan setiap Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) menyelenggarakan sistem elektronik secara andal dan aman serta bertanggung jawab terhadap beroperasinya sistem elektronik sebagaimana mestinya. Setiap PSE memiliki kewajiban untuk mengamankan sistem elektronik yang dimilikinya.

“Untuk mendukung hal tersebut, BSSN mempunyai tugas melaksanakan keamanan siber secara efektif dengan mengkoordinir semua unsur yang terkait dengan keamanan siber. Baik itu deteksi, pemantauan, penanggulangan, pemulihan, evaluasi atas insiden atau serangan siber. Oleh karena itu, BSSN dan seluruh pihak yang terlibat harus bekerja sama agar tercipta lingkungan siber yang aman, andal, dan terpercaya,” ungkap Markos.

 “Saya ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh pihak yang telah mendukung penyelengaraan kegiatan ini. Harapannya kegiatan ini dapat membawa manfaat bagi kita semua. Saya percaya, kolaborasi dan sinergi keamanan siber nasional merupakan kunci utama dalam membangun ruang siber yang aman dan kondusif,” ucap Markos.

Rakor tersebut dihadiri oleh 70 orang perwakilan institusi pemerintah, BUMN maupun perusahaan swasta terkait. Hadir pula Direktur Keamanan Siber dan Sandi Industri BSSN Intan Rahayu, Sandiman Madya BSSN Tri Wahyudi, pejabat dan staf BSSN terkait.

Kembali ke Artikel