Web Programming
Jawa Tengah, BSSN.go.id – Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian memberikan ceramah dalam kegiatan Kuliah Umum dan Talkshow Jaga Ruang Siber bertema “Internalisasi Nilai-Nilai Budaya dalam Menjaga Ruang Siber dari Ancaman Perpecahan dan Propaganda di Media Sosial dan Ruang Siber” yang digelar pada Jumat, 23 September 2022 di Universitas Islam Negeri Raden Mas Said (UIN RMS) Surakarta, Sukoharjo, Jawa Tengah (23/9/2022).

Kegiatan tersebut merupakan kolaborasi BSSN dengan Forum Komunikasi Santri Indonesia (FOKSI) dalam memberikan literasi budaya keamanan siber untuk kalangan mahasiswa di lingkungan institusi pendidikan bidang keilmuan agama Islam.

Membuka ceramah, Hinsa menyatakan tingginya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi berbanding lurus dengan risiko dan ancaman. Hinsa menyebut selain serangan siber yang bersifat teknis, bangsa Indonesia juga harus mewaspadai serangan siber yang bersifat sosial dengan sasaran utama menyerang pusat kekuatan bangsa Indonesia yaitu persatuan dan kesatuan bangsa.

“Selain serangan siber yang bersifat teknis yang menyerang jaringan atau sistem informasi dengan teknik intrusif yang bertujuan untuk mendapatkan akses mencuri, mengubah, atau menghancurkan informasi yang ada, bangsa Indonesia juga harus mewaspadai serangan siber yang bersifat sosial yang efeknya juga tidak kalah membahayakan,” ujar Hinsa.

Hinsa menyebut serangan siber yang bersifat sosial bertujuan untuk membuat keresahan sosial di masyarakat melalui teknik penggiringan opini yang mempengaruhi cara berfikir, sistem kepercayaan, dan perilaku yang dilancarkan melalui berbagai paltform yang berjalan di ruang siber.

“Pegang teguh Pancasila. Pegang erat nilai agama, nilai budaya, kearifan lokal, serta nilai berbangsa dan bernegara. Berbagai hal itu merupakan upaya yang bisa kita lakukan untuk menjaga diri dari serangan siber yang bersifat sosial,” ungkap Hinsa.

Hinsa berpesan untuk memanfaatkan peluang di ruang siber, sektor pendidikan harus mampu mencetak sumber daya manusia (SDM) profesional dengan talenta digital yang adaptif dan inovatif dan berkarakter Pancasila.

“SDM profesional dengan talenta digital yang adaptif dan inovatif dan berkarakter Pancasila merupakan kunci mewujudkan ekosistem ruang siber ndonesia yang aman,” ungkap Hinsa.

Hinsa mengajak 1000 mahasiswa dan tenaga pendidik UIN RMS Surakarta yang hadir dalam kesemoatan tersebut untuk turut berkontribusi mengamankan dan menjaga kedaulatan ruang siber nasional dengan cara belajar tekun, mendalami, dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

“Dari Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta, Saya mengajak seluruh generasi muda Indonesia dengan iman dan takwa dan cinta tanah air untuk mengamankan dan menjaga kedaulatan ruang siber nasional dengan cara belajar tekun dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,” ungkap Hinsa.

Dalam kesempatan tersebut Hinsa juga mengimbau kalangan mahasiswa dan tenaga pendidik di lingkungan institusi pendidikan bidang keilmuan agama Islam UIN RMS Surakarta sebagai bagian dari potensi sumber daya manusia pembangunan di Indonesia untuk juga memperhatikan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi selain ilmu agama sebagai kajian utamanya.

Hadir sebagai narasumber dalam sesi diskusi kegiatan tersebut Rektor UIN RMS Surakarta Mudofir, Guru Besar Ilmu Hukum Universitas Al Azhar Indonesia Suparji Ahmad, Sosiolog Universitas Sebelas Maret Akhmad Ramdhon, Pengamat Sosial Ray Rangkuti, Perwakilan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia Solo Raya Erwina Tri Sulistiyaningrum, Head of Infrastructure Solution Group Fujitsu Indonesia Natan Eric Widyaputro, dan Ketua Umum FOKSI Muhammad Natsir Sihab dengan moderator Wakil Rektor UIN RMS Surakarta Syamsul Bakri.

Kembali ke Artikel