Personal
Jakarta, BSSN.go.id – Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian dan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat Letjen TNI Agus Subianto meluncurkan Computer Security Incident Response Team (CSIRT) Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) yang diberi nama Kartika-CSIRT di Aula Jenderal Besar A.H. Nasution, Markas Besar TNI AD, Jakarta (22/11/2022).

Dalam sambutan pembukaan Hinsa menyebut di satu sisi kemajuan teknologi informasi dan komunikasi membawa berbagai manfaat namun di sisi lain juga membawa spektrum ancaman yang semakin luas.

”Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada Upacara Peringatan ke-76 Hari TNI tanggal 5 Oktober 2021 menyatakan TNI harus sigap menghadapi spektrum ancaman yang lebih luas, salah satunya adalah risiko ancaman serangan dan insiden siber,” ungkap Hinsa.

Hinsa menyatakan anomali trafik dalam jaringan TNI AD terbaca cukup besar. Hinsa menyebut kategori ancaman siber paling besar yang mengancam TNI AD adalah trojan activity yang mencapai 63%.

“Tanpa kesiapan yang baik, ancaman trojan dapat menguasai sistem elektronik milik TNI AD, termasuk data dan informasi. Diperlukan penguatan keamanan sistem elektronik, termasuk dalam hal penanganan insiden siber di lingkungan TNI AD,” ungkap Hinsa.

Hinsa menyatakan sebagai langkah awal persiapan pembentukan CSIRT di tubuh TNI AD dilakukan penilaian tingkat maturitas penanganan insiden.

“Berdasarkan hasil penilaian instrumen Tingkat Maturitas Penanganan Insiden Siber, TNI AD berada di level 2 dengan jumlah nilai 2.45 yang berarti sudah memiliki kebijakan dan/atau prosedur terkait manajemen insiden, namun belum secara efektif/konsisten diterapkan,” ungkap Hinsa.

Hinsa menyatakan selain bertugas melakukan pengolaan insiden secara efektif dan efisien, CSIRT juga bisa difungsikan untuk mengawal penerapan berbagai prosedur manajemen keamanan informasi yang telah ada.

“Dalam menjalankan peran CSIRT Sektor Pemerintah, kemampuan SDM CSIRT TNI AD harus terus ditingkatkan sebagai bekal pelaksanaan tugas. Peningkatan kualitas SDM CSIRT dapat dilakukan melalui berbagai program seperti sosialisasi, focus group discussion, penyusunan kebijakan, pedoman/panduan, pelatihan teknis, sertifikasi, hingga workshop manajerial pengelolaan CSIRT,” ungkap Hinsa.

Hinsa berharap pembentukan Kartika-CSIRT mampu membawa ruang siber TNI AD menjadi aman dan kondusif, untuk mendukung perwujudan TNI AD yang profesional dan modern dalam penyelenggaraan pertahanan NKRI.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Deputi Bidang Operasi Keamanan Siber dan Sandi BSSN Dominggus Pakel dan Komandan Pusat Siber dan Sandi TNI AD Brigjen TNI Iroth Sonny Edhie, serta jajaran pejabat terkait di lingkungan BSSN dan TNI AD.

Kembali ke Artikel