Kendari, BSSN.go.id – Untuk mendukung pengelolaan keamanan dan kondusifitas ruang siber Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian dan Gubernur Sultra Ali Mazi meluncurkan Tim Tanggap Insiden Keamanan Siber SultraProv-CSIRT (Computer Security Incident Response Team) di Ballroom Claro Hotel, Kendari, Sultra, Senin (27/6/2022).
Dalam sambutan kegiatan tersebut Hinsa mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo tentang nilai kekayaan daya dan potensi kejahatan siber yang semakin meningkat seiring dengan perkembangan teknologi.
“Dalam berbagai kesempatan Presiden menyebut data merupakan jenis kekayaan baru yang bahkan lebih berharga dari minyak. Data yang valid menjadi salah satu kunci pembangunan sehingga bangsa Indonesia harus tanggap dan sigap menghadapi perang siber di tengah keterbukaan informasi dan komunikasi yang dapat membawa ancaman bangsa,” ujar Hinsa.
Lebih lanjut Hinsa mencontohkan ruang siber saat ini jamak digunakan sebagai media tindak kejahatan, salah satunya digunakan oleh teroris untuk menarik minat/mendoktrin, merekrut, berkomunikasi, hingga menyalurkan logistik.
“Perlu disadari tingkat perkembangan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi berbanding lurus dengan tingkat ancaman yang ditimbulkan sehingga dibutuhkan keamanan siber yang adaptif dan inovatif untuk melindungi seluruh lapisan ruang siber, termasuk aset informasi yang ada di dalamnya dari ancaman dan serangan siber,” tambah Hinsa.
Hinsa menyebut berbagai hal tersebut erat kaitannya dengan tugas CSIRT yakni bagaimana sistem elektronik yang ada di lingkungan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di wilayah Sultra aman dan dapat berjalan dengan baik.
“Pada hari ini, syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, kita dapat melaksanakan launching SultraProv-CSIRT yang merupakan CSIRT ke-78 dari 131 sesuai dengan RPJMN 2019-2024. Saya berharap SultraProv-CSIRT dapat terus berkolaborasi, bersinergi serta berbagi informasi dengan seluruh stakeholder keamanan siber, terutama dalam melakukan penanggulangan dan pemulihan insiden siber sehingga Indonesia memiliki visibilitas yang menyeluruh terhadap aset siber dalam melakukan aksi respon yang lebih cepat,” ujar Hinsa.
Senada dengan pernyataan Hinsa, Gubernur Sultra Ali menyatakan tingginnya tingkat kejahatan siber saat ini memerlukan perhatian khusus dari berbagai pihak.
“Saat ini perlindungan data sangat diperlukan untuk menghindari kebocoran data dan informasi baik di tingkat pusat maupun daerah. Pemerintah Sultra melakukan langkah maju, adaptif dan responsif dalam hal pengamanan dan perlindungan data dan informasi yang dimiliki Pemda Sultra, salah satunya dengan membentuk SultraProv-CSIRT,” ujar Ali.
Ali menyebut pembentukan SultraProv-CSIRT merupakan salah satu upaya mewujudkan visi pembangunan 2018-2023 Pemprov Sultra yaitu mendorong birokrasi pemerintah Sultra yang modern dengan memanfaatkan kemajuan teknologi berbasis elektronik.
“Kolaborasi pembentukan SultraProv-CSIRT ini adalah dalam rangka mewujudkan Sultra yang aman, maju, sejahatera dan bermartabat secara berkelanjutan,” ungkap Ali.
Lebih dari 200 orang hadir di tempat acara, diantaranya beberapa bupati/wakil bupati wilayah Sultra, Forkompimda Sultra, Kepala OPD Provinsi Sultra, perwakilan Diskominfo Provinsi/Kab/Kota di Sultra bahkan Diskominfo Provinsi Sulbar dan Kaltim. Kegiatan tersebut juga diikuti oleh puluhan perwakilan berbagai instansi terkait melalui sarana konferensi daring.
Hadir pula Pelaksana Tugas Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Pemerintahan dan Pembangunan Manusia BSSN Budi R. Leman, Direktur Keamanan Siber dan Sandi Pemerintah Daerah BSSN Hasto Prastowo, serta pejabat dan staf terkait dari BSSN dan Pemprov Sultra.