Jakarta, BSSN.go.id – Wakil Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Luki Hermawan meluncurkan tim tanggap insiden siber Komisi Yudisial yang bernama KY-CSIRT di Ballroom Hotel Aryaduta, Jakarta, Kamis (27/10/2022).
Membuka sambutan, Luki menyebut pembentukan CSIRT termasuk dalam major project prioritas nasional yang bertujuan untuk memperkuat stabilitas politik, hukum, pertahanan, dan keamanan, serta transformasi pelayanan publik.
“Peraturan Presiden Nomor 18 tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024 mengamanatkan pembentukan 131 CSIRT.Saat ini 107 CSIRT sudah terbentuk, termasuk KY-CSIRT,” ungkap Luki.
Luki menyebut seiring dengan kemajuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK), keamanan siber menjadi isu strategis di berbagai negara, termasuk Indonesia. Luki menyatakan kebijakan pemanfaatan dan pengembangan TIK harus menjadi poin penting dalam inisiatif strategis organisasi untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang lebih efektif dan efisien.
“Insiden kebocoran data yang terjadi akhir-akhir ini pada sektor infrastruktur informasi vital di Indonesia, merupakan hal yang tidak boleh kita anggap remeh. Dalam hal ini, motif serangan tersebut bisa jadi tidak menargetkan kerusakan pada sistem atau menghentikan layanan melainkan mengincar data pribadi atau sensitif yang di simpan pada sistem,” papar Luki.
Luki berharap KY-CSIRT dapat berkolaborasi, bersinergi, serta berbagi informasi dengan seluruh stakeholder keamanan siber, terutama dalam melakukan penanggulangan pemulihan insiden siber, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Komisi Yudisial RI untuk menjaga kedaulatan negara di ruang siber Indonesia.
Acara tersebut juga dihadiri oleh Ketua Komisi Yudisial Mukti Nur Dewata, Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial Arie Sudihar, para pejabat tinggi dari Komisi Yudisial dan BSSN, serta para pejabat mitra kerja Komisi Yudisial.