Personal
 
Jakarta, BSSN.go.id – Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) bersama Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bengkulu menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) guna memperkuat perlindungan data dan keamanan siber dalam rangka percepatan transformasi digital di sektor perbankan. Acara penandatanganan dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk pimpinan kedua institusi itu diselenggarakan di Jakarta pada Jumat (6/9/2024).
Sekretaris Utama BSSN, Y.B. Susilo Wibowo memberikan sambutan dalam acara tersebut, menekankan pentingnya kolaborasi ini untuk menjaga keamanan informasi di dunia perbankan.
“Kerja sama ini menjadi langkah penting bagi kedua belah pihak. Melalui kolaborasi ini, BSSN akan memberikan dukungan optimal dalam perlindungan data dan informasi yang dimiliki BPD Bengkulu, terutama untuk menghadapi tantangan transformasi digital yang semakin cepat,” ujar Y.B. Susilo.
Perkembangan pesat teknologi informasi dan komunikasi (TIK) membawa berbagai manfaat, tetapi di sisi lain juga meningkatkan risiko keamanan siber. BSSN, sebagai lembaga yang bertugas menjaga keamanan siber nasional, terus berupaya meningkatkan kompetensi dan inovasi dalam bidang teknologi keamanan. Kolaborasi dengan sektor keuangan, terutama perbankan, dinilai penting untuk melindungi integritas data dan transaksi digital.
“Pemerintah, melalui Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2023 tentang Strategi Keamanan Siber Nasional, menunjukkan komitmennya dalam menjaga keberlanjutan layanan digital dan melindungi aset informasi nasional. Kerja sama dengan sektor perbankan, seperti BPD Bengkulu, adalah bagian dari strategi tersebut,” lanjut Y.B. Susilo.
Di bawah SKSN, BSSN juga terus meningkatkan sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan dalam konsep quad-helix yang melibatkan pemerintah, industri, akademisi, dan komunitas. Penerapan Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2022 tentang Pelindungan Informasi Infrastruktur Vital (IIV) menegaskan pentingnya sektor keuangan sebagai salah satu prioritas dalam menjaga stabilitas dan keamanan negara.
BSSN juga menggarisbawahi peran vital sektor perbankan dalam stabilitas ekonomi nasional. Menurut Y.B. Susilo, keamanan data dan transaksi keuangan bukan hanya memengaruhi kepercayaan nasabah, tetapi juga memiliki dampak besar terhadap stabilitas ekonomi secara keseluruhan.
“Gangguan terhadap Infrastruktur Informasi Vital, khususnya di sektor keuangan, dapat mengakibatkan kerugian yang signifikan bagi negara, baik dari sisi keamanan data maupun dampak ekonomi,” jelasnya. Oleh karena itu, menjaga stabilitas perbankan melalui kerja sama ini menjadi salah satu prioritas utama pemerintah dan BSSN.
Y.B. Susilo juga menyinggung keberhasilan kolaborasi antara BSSN dan BPD Bengkulu dalam menangani insiden siber yang terjadi pada tahun 2023. Saat itu, BPD Bengkulu menghadapi serangan ransomware yang berhasil ditangani melalui pembentukan tim gabungan antara Direktorat Operasi Keamanan Siber BSSN dan tim IT Security dari BPD Bengkulu.
“Insiden ransomware ini berhasil diatasi dengan cepat dan efektif berkat kerja sama yang kuat antara BSSN dan BPD Bengkulu. Ke depannya, kami akan terus memberikan layanan seperti Verifikasi dan Reverifikasi Cyber Security Maturity serta Fasilitasi Pembentukan Tim Tanggap Insiden Siber,” tambah Y.B. Susilo.
Selain fokus pada keamanan siber, BSSN melalui Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) juga memberikan layanan sertifikasi elektronik. Sertifikasi ini ditujukan untuk mendukung keamanan informasi dalam pelaksanaan layanan berbasis digital, termasuk dalam hal Tanda Tangan Elektronik (TTE).
“Pemanfaatan TTE dari BSrE memastikan tiga aspek keamanan informasi, yakni autentikasi, keutuhan, dan kenirsangkalan. Ini diharapkan dapat mempercepat proses digitalisasi layanan publik dan meningkatkan efisiensi birokrasi,” tambah Y.B. Susilo. Hingga saat ini, BSrE telah bekerja sama dengan lebih dari 750 mitra dari berbagai kementerian, lembaga, BUMN, dan pemerintah daerah.
Pada akhir sambutannya, Y.B. Susilo menekankan pentingnya eksplorasi kerja sama yang lebih luas antara pemerintah dan sektor perbankan. Kerja sama ini tidak hanya terbatas pada perlindungan data dan keamanan siber, tetapi juga mencakup berbagai aspek terkait teknologi informasi yang lebih komprehensif.
“BSSN tidak hanya membuka peluang kerja sama dalam keamanan siber dan layanan sertifikasi elektronik, tetapi juga mengundang sektor perbankan untuk menjelajahi potensi kolaborasi yang lebih luas sesuai dengan ruang lingkup yang tertuang dalam nota kesepahaman yang telah ditandatangani hari ini,” ujar Y.B. Susilo.
Acara penandatanganan ini turut dihadiri oleh Direktur Utama BPD Bengkulu Beni Harjono; Pimpinan BPD Bengkulu Cabang Jakarta Yuliani beserta jajarannya; Kepala Biro Hukum dan Komunikasi Publik BSSN Berty B.W. Sumakud; Direktur Keamanan Siber dan Sandi Keuangan, Perdagangan, dan Pariwisata BSSN Edit Prima; serta Kepala Balai Sertifikasi Elektronik, BSSN Jonathan Gerhard Tarigan.
Dengan penandatanganan ini, diharapkan tercipta sinergi yang lebih kuat antara BSSN dan BPD Bengkulu, sehingga sektor perbankan Indonesia dapat lebih siap menghadapi tantangan keamanan siber di era digital. 
Kembali ke Artikel