Jakarta, BSSN.go.id – Direktur Kebijakan Tata Kelola Keamanan Siber dan Sandi – Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Nunil Pantjawati menjadi salah satu narasumber dalam acara peringatan Safer Internet Day 2023 bertema “Bersama Akhiri Kekerasan Berbasis Gender Online untuk Mewujudkan Perlindungan Perempuan dan Anak di Ranah Daring” yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) di Pos Bloc, Jakarta, Rabu (8/2/2023).
Dalam acara kickoff sekaligus peluncuran panduan code of practice kampanye perlindungan perempuan dan anak dari eksploitasi dan kekerasan seksual di ranah daring yang merupakan kerja sama antara Kemen PPPA dengan UNICEF dan Indonesian Women in Cybersecurity tersebut Nunil Pantjawati menyatakan BSSN berkomitmen terus mendorong isu perlindungan anak dan perempuan di ranah siber. Nunil menyebut BSSN turut melakukan literasi pengguna internet agar lebih peduli terhadap keamanan siber.
“BSSN mengambil peran literasi utamanya menyasar pengguna internet untuk lebih aware terhadap keamanan siber secara lengkap yang tidak hanya sebagaimana mengakses dengan aman tetapi juga budaya dan perilakunya,” ungkap Nunil.
Nunil menyebut terkait kebijakan nasional pengelolaan ranah siber saat ini BSSN sedang merancang peraturan setingkat peraturan presiden (perpres) mengenai strategi keamanan siber nasional (SKSN) dan manajemen krisis siber (MKS).
“BSSN sedang menyusun dua rancangan peraturan setingkat perpres terkait SKSN dan MKS sebagai panduang langkah bersama seluruh pemangku kepentingan keamanan siber Indonesia dalam mewujudkan keamanan siber, melindungi ekosistem perekonomian digital nasional, meningkatkan kekuatan dan kapabilitas kamsiber yang andal dan berdaya tangkal, mengutamakan kepentingan nasional dan mendukung terciptanya ruang siber global yang terbuka, aman, stabil, dan bertanggung jawab,” ungkap Nunil.
Nunil berharap kedua peraturan tersebut dapat memberikan panduan kolaborasi pengelolaan keamanan siber untuk mewujudkan perlindungan bangsa dan negara Indonesia di ranah siber.
Menteri PPPA Bintang Puspayoga dalam kesempatan tersebut menyatakan tingginya spektrum pemanfaatan ranah siber dalam kehidupan memiliki sisi negatif yaitu meningkatnya angka kekerasan berbasis gender dan anak.
“Dibalik berbagai manfaat positif yang kita dapat dari internet, banyak tantangan yang perlu menjadi perhatian kita. Dalam hal ini, kekerasan berbasis gender online menjadi salah satu permasalahan yang terus meningkat di dunia maya,” kata Bintang.
Bintang menyebut pelindungan keamanan di ranah siber memiliki kontribusi positif terhadap aktualisasi potensi dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
“Untuk mengubah potensi menjadi langkah nyata, tentu kita perlu meningkatkan kualitas hidup mereka, salah satunya dengan melindungi perempuan dan anak dari berbagai macam ancaman, termasuk kekerasan berbasis gender online,” ujar Bintang.
Peringatan Safer Internet Day 2023 dihadiri oleh perwakilan Kedubes Inggris, UNICEF, Huawei, Pusat Kajian Perlindungan Anak, ID COP, lembaga pemerintahan, kalangan akademisi mahasiswa dan pelajar.
Biro Hukum dan Komunikasi Publik – BSSN