Yogyakarta, BSSN.go.id – Dalam upaya meningkatkan ketahanan terhadap serangan siber, BSSN menyelenggarakan Industrial Cyberdrill Excercise 2024, sebuah simulasi penanganan insiden siber bagi sektor industri dengan tema Generating Advance Technology for Optimal Threat Knowledge and Cybersecurity Awareness (Gatotkaca).
Simulasi ini melibatkan stakeholder BSSN dari berbagai sektor industri, dengan tujuan menguji kesiapan mereka dalam menghadapi ancaman digital yang semakin kompleks. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari di Hotel Artotel Bianti Suites Yogyakarta pada tanggal 1-3 Oktober 2024.
Direktur Kemanan Siber dan Sandi Industri BSSN Cahyono Adhifatra dalam sambutannya menyampaikan bahwa upaya pembentukan ekosistem keamanan siber pada sektor perekonomian membutuhkan peran dan dukungan multistakeholder terutama pelaku ekonomi digital yang telah memiliki sistem elektronik.
Lebih lanjut Cahyono menambahkan bahwa tingginya potensi ancaman terhadap sistem elektronik dapat mengakibatkan kelumpuhan sistem yang masif sehingga dapat merugikan masyarakat.
“Oleh karena itu, Penyelenggara Sistem Elektronik didorong agar memiliki kemampuan penanganan insiden siber. Kemampuan untuk menangani insiden siber secara efektif dapat membantu mengurangi kerugian yang diakibatkan oleh serangan siber dan mempercepat pemulihan setelah insiden terjadi,” ujar Cahyono saat membuka kegiatan pada Selasa (1/10/2024) di Yogyakarta.
Sementara itu Kadiskominfo Kota Yogyakarta Ignatius Trihastono menegaskan bahwa keamanan tidak hanya berangkat dari struktur aplikasi saja tetapi kembali lagi kepada konteks manusianya, kami juga menerima saran dari komunitas dan masyarakat untuk mebuka diri dan kolaborasi terhadap keamanan siber.
Pemanfaatan teknologi digital dalam dunia industri mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dengan pemanfaatan teknologi digital memungkinkan otomatisasi proses bisnis dan operasional, yang mengarah pada peningkatan efisiensi dan produktivitas.
Namun perlu disadari juga bahwa selain manfaat positif, terdapat ancaman yang muncul dari peningkatan pemanfaatan teknologi digital ini yaitu ancaman siber. Peningkatan ancaman siber perlu diantisipasi dengan peningkatan kapasitas keamanan siber dan sandi pada sektor industri.
Nampak hadir pada acara itu antara lain Ketua Tim JOGJAKOTA-CSIRT Ignatius Trihastono, Sandiman Ahli Utama BSSN Giyanto Awan Sularso selaku Keynote Speech, Direktur Sales PT. Media Telekomunikasi Mandiri Harnaka Harto, Chairman CSIRT.ID dan ASEAN Japan Cybersecurity Community Alliance Rudi Lumanto, Founder Jogja Cyber Security Community Nor Ahmad, Kepala Museum Sandi Setyo Budi Prabowo, serta 54 peserta dari 27 perwakilan CSIRT Organisasi di Sektor Industri.
BSSN yakin dengan sinergi dan kolaborasi yang telah terjalin sangat penting untuk terus ditingkatkan, mengingat hal ini sejalan dengan Strategi Keamanan Siber Nasional yaitu upaya dengan mendorong kolaborasi Quad Helix yang meliputi instansi pemerintah, pelaku usaha/industri, akademisi dan masyarakat/komunitas.